Pernikahan bukanlah bagaimana kita mencari pasangan yang tepat akan tetapi pernikahan lebih merupakan bagaimana kita menjadi pasangan yang tepat. Kata “menjadi” mencerminkan suatu proses pertumbuhan yang harus dijalani oleh kedua pasangan agar mereka bisa menjadi pasangan yang tepat.
Apabila setiap pasangan berpikir bahwa mereka menikah karena telah “menemukan” pasangan yang tepat maka apabila ternyata setelah menikah pasangan mereka tidak “tepat” seperti yang mereka harapkan maka mereka akan kecewa dan pernikahan itu akan mengalami banyak goncangan. Dalam pernikahan dituntut komitmen dan upaya agar pernikahan itu bisa berhasil. Ada banyak hal yang harus dibenahi pada masing–masing pasangan agar “perbedaan” yang ada dapat digunakan sebagai suatu sinergi demi mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera lahir dan batin.
Tujuan Pernikahan
Sebelum memasuki bahtera rumah tangga setiap pasangan harus memikirkan dan membicarakan secara terbuka tujuan pernikahan mereka. Tujuan ini sangat penting karena akan berfungsi sebagai kompas. Pernikahan tanpa didasari suatu tujuan yang ditetapkan secara benar dan hati-hati akan berlaku seperti sebuah kapal yang tidak tahu pelabuhan mana yang hendak dituju. Akibatnya kapal itu tidak akan bisa ke mana-mana dan hanya diam di tempat.
Pengertian Cinta
Ada banyak definisi mengenai kata “Cinta”. Ada yang mengatakan bahwa cinta adalah perasaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Cinta itu indah. Cinta itu penuh pengertian dlsb. Cinta lebih sebagai suatu keputusan. Mengapa demikian ? Perasaan yang muncul pada saat 1 –2 tahun pertama masa pacaran / courtship itu tidaklah dapat dikatakan sebagai cinta. Karena pada masa ini yang lebih berperan adalah emosi. Kita hanya melihat hal yang baik saja dari pasangan kita sedangkan hal yang kurang baik kita abaikan. Setelah masa ini lewat mulailah kita melihat kekurangan pada diri pasangan kita. Nah pada saat ini, apabila kita memutuskan untuk menerima pasangan kita apa adanya dan memberikan komitmen sepenuhnya untuk tetap meneruskan hubungan ini, itu baru namanya cinta. Cinta dalam bahasa Inggris adalah “love”. Dan dalam bahasa Inggris cinta / to love adalah kata kerja. Di sini kita dituntut untuk aktif melakukan suatu tindakan untuk menyatakan cinta kita pada pasangan kita.
Penerimaan Seutuhnya
Karena ada 2 individu yang bersatu membentuk rumah tangga maka pasti ada perbedaan, baik itu perbedaan sikap, pola pikir, prinsip hidup, cara pengaturan keuangan, kebiasaan dll. Di sini setiap pasangan diharapkan untuk bisa saling menerima kelebihan dan kekurangan dari pasangannya. Penerimaan ini tidak boleh dijadikan alasan untuk mempertahankan “status quo”. Maksudnya jangan pernah meminta pasangan Anda untuk hanya menerima kelemahan Anda. Sedangkan Anda tidak mau berubah. Ini namanya egois. Jika Anda menyadari kelemahan Anda dan pasangan anda mau menerima kelemahan ini maka gunakanlah penerimaan ini sebagai suatu batu loncatan untuk meningkatkan diri. Sehingga berkat penerimaan dan bantuan dari pasangan Anda apa yang tadinya merupakan suatu kelemahan / kekurangan kini justru telah meningkat menjadi suatu keunggulan Anda.
Pertahankan Sikap Selalu Ingin Belajar
Ada hal yang kita tahu bahwa kita tahu. Ada hal yang kita tahu bahwa kita tidak tahu. Dan ada hal yang kita tidak tahu bahwa kita tidak tahu. Semua hal mengenai hidup bisa kita pelajari. Jika Anda menemui kesulitan/hambatan dalam kehidupan rumah tangga ini merupakan berita yang baik. Mengapa demikian? Karena hanya dengan menemui masalah dan memecahkan masalah itu Anda baru bisa bertumbuh menjadi manusia yang lebih dewasa. Jadi setiap kesulitan / ujian yang Anda hadapi sebenarnya menyiapkan Anda untuk sesuatu hal yang lebih besar dari apa yang telah Anda miliki saat ini. Semakin banyak masalah yang Anda hadapi dan atasi maka akan semakin cepat proses pertumbuhan kepribadian Anda dan akan semakin cepat proses sinergi antara Anda dan pasangan Anda --sumberInspirasi--